aku tidak tau apakah yang aku rasakan ini benar atau salah, apakah layak atau tidak layak, apakah pantas atau tidak pantas. saat ini aku benar-benar ingin menjadi orang yang egois, aku sedang tidak ingin berbaik-baik menjadi orang yang peduli perasaan orang lain karena toh, tidak ada yang peduli dengan apa yang aku rasakan sekarang. jadi apa aku adalah orang yang egois? tidak. menurutku tidak. mereka yang egois, mereka yang tidak mengerti bagaimana perasaanku. aku hanya mencoba meniru apa yang mereka lakukan padaku dan mereka meniru apa yang aku rasakan. aku hanya mencoba ini beberapa waktu saja. tidak selamanya.
sekarang ini aku tidak peduli apa anggapan orang terhadap ku. aku ingin mengeluarkan semua isi otak dan jantung ku. jantung ku hampir melorot saking beratnya dan otakku mau pecah saking kacaunya. isi jantung dan otakku hanya 'dia'. isi jantung ku hanya 'dia'. 'dia' yang membuat otakku berpikir seribu kali lipat jika berada dalam jarak sejauh apapun. 'dia' yang membuat jantung ku nyaris melepaskan pegangannya pada otot-otot karena berdetak terlalu keras. aku ingin memuntahkan semua kata-kata yang selalu hilang entah kemana saat aku begitu ingin bicara banya dengan 'dia'. aku ingin berteriak-teriak seperti orang gila saat aku tidak sanggup mengucapkan tiga kata yang terdengar mudah tapi sangat sulit untuk di ucapkan.
aku merasa aku hampir gila karena 'dia'. aku sulit bernafas saat memikirkan bahwa aku tidak bisa berjalan di samping nya. 'dia' seperti oksigen yang selalu ku hirup setiap detik. 'dia' seperti matahari yang selalu memberikan pancaran energi padaku. 'dia' seperti air yang membasahi tenggorokan yang dehidrasi. 'dia' seperti segalanya dalam hidupku. kadang aku berpikir, orang yang seperti aku ini memang selalu merasakan hal yang serupa. nanti toh suatu saat bisa berubah pikiran, perasaan dan pandangan. tapi entah kenapa aku berharap semua itu tidak berubah. rasanya aku tidak rela kalau 'dia' sampai hilang dari pikiranku, aku bahagia saat memikirkannya. jadi kenapa aku berpikir aku harus berhenti memikirkannya? bukannya itu hal konyol? dan aku rasa, perasaan ku juga tidak akan berubah.
sedetik setelah aku mengucapkan hal itu, aku berpikir. aku seperti orang bodoh yang jalan di tempat di tengah zebra cross. aku tau cepat atau lambat lampu merah akan berubah menjadi kuning, lalu hijau. aku tau banyak motor, mobil, bahkan truk-truk besar yang mungkin saja menabrak dan melindas ku. aku bisa saja terserempet, terguling, terpental dan tergilas oleh kendaraan yang ada. tapi aku tetap bersikukuh pada posisiku. jalan di tempat di tengah zebra cross. ajaibnya aku berpikir sebenarnya ada dua pilihan; satu, aku lari menyelamatkan diri sebelum lampu hijau menyala atau dua, biarkan kendaraan-kendaraan itu yang berusaha menghindariku meskipun aku beresiko terluka.
orang bodoh memang selalu melakukan hal yang bodoh.
tapi sedetik setelah mengatakan itu aku kembali berpikir. orang bodoh pun masih ingin hidup walaupun hanya untuk ditertawakan orang. lalu aku apa? mungkin aku lebih tepat di sebut oran gila. ya, orang gila tidak memikirkan keselamatannya, orang gila selalu berbuat hal yang gila. tapi kadang juga aku berasa bodoh karena berpikir aku ini gila.
jadi aku bodoh atau gila?
Minggu, 16 Agustus 2009
Langganan:
Postingan (Atom)
Pengikut
Mengenai Saya
- ajeng ajah.
- Denpasar, Bali, Indonesia
- novelis beken n best seller. ada yang mau protes??