hai ;)
mungkin kamu ga akan nyangka nerima surat ini. aku tidak bisa membayangkan bagaimana wajah mu, karena aku memang tidak pernah mengamatimu dari dekat. aku hanya pernah melihat mu sekilas. benar-benar sekilas. tapi selalu. aku selalu melihatmu. ehm, awalnya aku merasa terganggu, maaf aku jujur. aku yakin kalau kamu di posisiku kamu pasti juga akan merasa seperti ini. dan.. aku ingin jujur lagi, aku juga merasa terganggu waktu aku menerima surat terakhirmu. ehm,. maksudku... kenapa itu jadi surat terakhir. ehm.. aku baru mulai terbisa dengan suratmu. tapi kamu justru berhenti menulisnya.
kaget ya? maaf. tapi aku hanya berusaha seperti mu. kamu saja berani mengatakan semuanya. rasanya aku menjadi seorang pengecut jika aku hanya diam tidak melakukan apa-apa, sedangkan aku sangat ingin mengatakan semua ini. aku tidak tau apa yang kupikirkan saat menulis surat ini. rasanya seperti kembali ke masa kecil dulu. surat-suratan seperti... apa ya?? ya.. begitulah. kamu pasti tau maksudku.
ehm, aku tidak bisa menulis panjang lebar. jadi segini saja ya. sebenarnya inti surat ku hanya satu. bisakah kamu menulis kembali??
dari... ehm... yang mengingatmu,
Senin, 14 Juni 2010
Sabtu, 12 Juni 2010
surat terakhir
hai lagi.. :)
apa kamu sudah menduga akan dapat surat berikutnya dariku? kalau ya, berarti rencana ku gagal untuk memberikan surprize untukmu. surat ini bukan lagi untuk mengutarakan bagaimana perasaanku pada mu, seperti surat-surat ku sebelumnya. surat ini mungkin adalah surat terakhir dariku.
aku merasa aku telah mengusik hidup seseorang dengan mengirimkan surat ini. benarkan? walaupun kamu menggeleng, tapi aku tidak yakin kamu jujur. aku melihat dari bagaimana cara mu menghindariku di sekolah. aku lihat bagaimana caramu berpura-pura sibuk dengan sesuatu ketika mata kita bertemu. aku lihat bagaimana kamu berusaha sebisa mungkin tidak melihatku di sekolah. apa kamu tau itu sangat menyiksaku?
pasti kamu malu, ya kan?
jangan menggeleng lagi. akui saja. hhh... aku jadi merasa tidak enak hati, tau? hah. tentu saja kamu tidak tau. surat ku yang kemarin saja kamu tidak mau tau (mungkin loh, aku juga tidak tau pasti). jadi kupikir-pikir rasanya aku harus menyudahi surat-surat yang mengganggumu ini. mungkin mulai besok, kamu anggap saja aku tidak ada di kelas. atau kalau guru mengabsen namaku, kamu pura-pura tidak dengar saja. atau .. apa lagi yah? oh,.. atau kamu pindah kelas saja. lagipula cewek-cewek kelas sebelah pasti senang sekali kalau kamu mau berbaik hati pindah ke kelas nya, melihat mereka setiap hari melongok di jendela hanya untuk melihatmu melototin papan tulis.
mereka belum tau saja kalau masih banyak posemu yang lebih bagus dari sekedar melototin papan tulis. eh, maaf. aku sudah berjanji tidak akan mengutarakan perasaanku lagi. yah... ehm. itu saja sih yang mau aku katakan. oh ya, satu lagi. aku minta maaf kalau memang ini benar-benar mengganggumu. aku hanya ingin membuang gumpalan menyesakkan di perutku setiap kali aku melihatmu di sekolah. mungkin mulai sekarang aku akan berusaha pura-pura tidak melihatmu juga. adil kan?
dari yang berusaha melupakanmu,
anonim
apa kamu sudah menduga akan dapat surat berikutnya dariku? kalau ya, berarti rencana ku gagal untuk memberikan surprize untukmu. surat ini bukan lagi untuk mengutarakan bagaimana perasaanku pada mu, seperti surat-surat ku sebelumnya. surat ini mungkin adalah surat terakhir dariku.
aku merasa aku telah mengusik hidup seseorang dengan mengirimkan surat ini. benarkan? walaupun kamu menggeleng, tapi aku tidak yakin kamu jujur. aku melihat dari bagaimana cara mu menghindariku di sekolah. aku lihat bagaimana caramu berpura-pura sibuk dengan sesuatu ketika mata kita bertemu. aku lihat bagaimana kamu berusaha sebisa mungkin tidak melihatku di sekolah. apa kamu tau itu sangat menyiksaku?
pasti kamu malu, ya kan?
jangan menggeleng lagi. akui saja. hhh... aku jadi merasa tidak enak hati, tau? hah. tentu saja kamu tidak tau. surat ku yang kemarin saja kamu tidak mau tau (mungkin loh, aku juga tidak tau pasti). jadi kupikir-pikir rasanya aku harus menyudahi surat-surat yang mengganggumu ini. mungkin mulai besok, kamu anggap saja aku tidak ada di kelas. atau kalau guru mengabsen namaku, kamu pura-pura tidak dengar saja. atau .. apa lagi yah? oh,.. atau kamu pindah kelas saja. lagipula cewek-cewek kelas sebelah pasti senang sekali kalau kamu mau berbaik hati pindah ke kelas nya, melihat mereka setiap hari melongok di jendela hanya untuk melihatmu melototin papan tulis.
mereka belum tau saja kalau masih banyak posemu yang lebih bagus dari sekedar melototin papan tulis. eh, maaf. aku sudah berjanji tidak akan mengutarakan perasaanku lagi. yah... ehm. itu saja sih yang mau aku katakan. oh ya, satu lagi. aku minta maaf kalau memang ini benar-benar mengganggumu. aku hanya ingin membuang gumpalan menyesakkan di perutku setiap kali aku melihatmu di sekolah. mungkin mulai sekarang aku akan berusaha pura-pura tidak melihatmu juga. adil kan?
dari yang berusaha melupakanmu,
anonim
Sabtu, 05 Juni 2010
Aku tau
aku tau ini harus di hentikan, tapi aku tidak bisa. aku tau ini memang tidak pantas, tapi aku tidak bisa. aku tau ini salah, tapi semuanya terasa benar. apa sih yang ada di dalam pikiran ku ini? seharusnya aku sudah bisa mengambil pelajaran dari yang sebelumnya. tapi lihat apa yang kulakukan sekarang? aku mengulanginya kembali. hal yang benar-benar sama persis dengan yang kemarin aku alami. lingkaran yang harusnya tidak ku buat, justru aku buat lagi. yang seharusnya ku hindari, justru ku dekati.
hei, ajeeeng. itu salah! salah!
arrrgghh!! baru nulis sampe disini, yang di omongin muncul! Jadi apa aku salah??? lihat? dia sendiri yang datang. jadi aku tidak salah kan?
dan sekarang aku mulai seperti dulu. tidak mau disalahkan. memang. aku tidak mau disalahkan. aku mau egois. aku mau menikmati apa yang aku lakukan sekarang. bisakah kalian biarkan aku sebentar saja?? sebentar saja. aku ingin melakukan ini.
dan lihat? dia datang lagi.
sudahlah. aku tau ini salah. tapi ... sudahlah. sudah. sudah. aku ga mau merasa bersalah lagi. ku jalani saja.
hei, ajeeeng. itu salah! salah!
arrrgghh!! baru nulis sampe disini, yang di omongin muncul! Jadi apa aku salah??? lihat? dia sendiri yang datang. jadi aku tidak salah kan?
dan sekarang aku mulai seperti dulu. tidak mau disalahkan. memang. aku tidak mau disalahkan. aku mau egois. aku mau menikmati apa yang aku lakukan sekarang. bisakah kalian biarkan aku sebentar saja?? sebentar saja. aku ingin melakukan ini.
dan lihat? dia datang lagi.
sudahlah. aku tau ini salah. tapi ... sudahlah. sudah. sudah. aku ga mau merasa bersalah lagi. ku jalani saja.
Langganan:
Postingan (Atom)
Pengikut
Mengenai Saya
- ajeng ajah.
- Denpasar, Bali, Indonesia
- novelis beken n best seller. ada yang mau protes??