Teater.
kalian pasti pernah denger kata itu. tapi seandainya kalian diberi pertanyaan, apa itu teater, apa kalian bisa menjawab nya? setidaknya kalian perlu waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum bergumam, "Teater ya. . .,"
setelah itu, orang yang bertanya akan mengerutkan keningnya.
entah ini aku yang ndeso atau bagaimana aku tidak tau, yang jelas kalau di beri pertanyaan seperti itu aku masih susah menjelasknnya. pokok nya aku ngerti, tapi saat mau di ucapkan, kok ya, susah amat?
waktu di SMA aku iseng-iseng-jujur nih!-ikut ekstrakurikuler teater. yang ada di pikiran ku waktu itu adalah, teater pasti seperti sinetron-sinetron di TV-berakting-hanya saja tidak direkam oleh kamera, tapi ditonton langsung di atas panggung. lagipula waktu itu yang mempromosikan ekskul tetaer di sekolah ku kakak-kakak kelas nya keren,. hehe ;)
tapi begitu masuk dunia teater, justru aku bukan jatuh cinta pada kakak kelas yang keren-keren itu, tapi pada teater itu sendiri. kalau boleh di tukar pun aku tidak akan mau. saat SMA itu, aku tidak bisa membedakan mana yang disebut drama, mana yang di sebut teater. malu juga kalau ada teman yang bertanya, kalau aku salah menjawab mereka pasti akan mencibir sambil berkata,
"Payah. Katanya anak teater?"
haduh, kalau sudah begitu aku hanya bisa ngeles,.
yang ku tangkap waktu SMA itu, teater itu ya, ada naskah, ada pemain, ada sutradara, ada proses produksi dan ada pementasan. memainkan peran yang ada dalam naskah dengan imajinasi kita juga tentunya, dan menyuguhkannya untuk para penonton. lihat? mengatakan begitu saja aku masih belepotan.
begitu aku ikut dalam teater mahasiswa, jeeng, jeeng, jreeeng. . . !!
kenapa berbeda dengan teater ku yang di SMA ya?
waktu SMA dulu, kami selalu mementaskan drama yang bagaimana caranya agar membuat penonton itu setidaknya menyunggingkan senyum nya. makin keras tawa, maka makin sukses pertunjukan. tapi bukan berarti seperti lawak atau lenong. hanya saja, tujuan kami disana di sukai oleh semua kalangan. bayangkan saja mereka-mereka yang awam dengan teater kita suguhkan dengan pementasana yang berat-mesti mikir-dan tegang. mereka akan keburu lari begitu melihat baliho pertunjukan teater. pokok nya sasaran penonton kita saat itu adalah teman-teman yang belum menyukai teater.
tapi begitu masuk dunia teater perkuliahan, semua itu mulai luntur.
pandangan mereka berbeda. kata Tomo-pelatih teater Topenk sekaligus temen Topenk-teater kita itu kalau diibaratkan film-film, kita adalah film india-indiaan dan teater yang sesungguhnya adalah Holywood. jleeb. satu panah tertancap di kepalaku,.
semua yang aku dapetin dari SMA kok kayaknya beda sama yang aku dapet di sini sekarang. bagaimana ya? bukannya tidak mau membuka diri, semua yang udah aku jadikan patokan waktu teater SMA itu rasanya udah tertancap di kepalaku. mau di copot kok sulit banget. nyadar sih kalo keras kepala. tapi rasanya ga rela melepaskan ideologi yang udah terbentuk waktu itu. rasanya itu yang paling bener. tapi sekarang, kok beda lagi?
rasanya seperti apa ya?
rasanya seperti udah punya gigi, terus mau di cabut, diganti sama gigi palsu.
aduh, pokonya rasanya aneh. tapi yaa.. mungkin aja aku yang masih mentok otaknya, belum bisa nerima ilmu baru. jadi sekarang aku mulai beradaptasi lagi deh. harus mulai mencba hal baru..
Kamis, 07 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pengikut
Arsip Blog
-
▼
2009
(48)
-
▼
Mei
(17)
- nostalgia aah,.
- i hate. .
- aku salah.
- mahasiswa psikologi semester banyak??
- kuliah perkembangan ga mandi, hhi.
- I hate Ramen . .
- "Saat Tambun Jadi LIfestyle"
- _bayar utang puasa_
- si gaptek berhasil. .
- Tempat les atau. . .
- Hepii Nu Year..!!
- huuueeek....
- Trip to Semarang . . !!!
- Sebenarnya, teater itu yang mana??
- The Truth about Forever. .
- Cokelat Roti, wkwkwk..
- dear my friends. . .
-
▼
Mei
(17)
Mengenai Saya
- ajeng ajah.
- Denpasar, Bali, Indonesia
- novelis beken n best seller. ada yang mau protes??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar